setelah melewati berbagai rintangan, halangan, badai yang menghadang... terlahirlah drama komedi yang diperankan oleh 11 orang ini... :)
semoga menghibur dan bermanfaat :)
“FOUR MBAK PETIR”
Tokoh :
1.
Dinny Mithawati Faradina sbg Pembantu Gahol
2.
Dwi Nurdian Nirmala sbg Si Buta Dari Srengseng
3.
Fifit Yuliantika sbg Bapak Cantik
4.
Lady Indrayana Arysaputri sbg Anak Hilang
5.
Mirza Noorfathya Khairunnissa sbg Si
Bisu Ngga Bisa Ngomong
6.
Muthi’ah Khoirunnisa sbg Pelayan Kepo
7.
Nadzilla M sbg Si Tuli @L4y
8.
Nur Habibah sbg Istri Bapak Cantik
9.
Nurmi Asri Yati sbg Pelatih
Berbaju Merah
10.
Nurul Ijma sbg Penculik Baik Hati
11.
Novita Nurjannah sbg Si
Pelupa+Lelet
Para hadirin yang kami muliakan, cerita yang kami
pentaskan ini bersumber dari banyak hal, ada yang dari internet dan juga berdasarkan
rekayasa penulis-penulis TAPI KEBANYAKKAN NGARANG SENDIRI LOH. Jadi kalau
terdapat penyimpangan dari versi lain harap dimaklumi sebelumya. Dan apabila
ada kesamaan nama yang benar-benar persis mohon ditindak lanjuti...
Katakanlah sebuah panti khusus yang menampung khusus orang cacat, buah persahabatan di mulai antara 4 orang, yaitu :
1. NADZILLA atau NAY sebagai si Tuli
2. MIRZA sebagai si bisu
3. DIAN sebagai si buta
4. NOVITA sebagai si Lelet dan Pelupa !
Katakanlah sebuah panti khusus yang menampung khusus orang cacat, buah persahabatan di mulai antara 4 orang, yaitu :
1. NADZILLA atau NAY sebagai si Tuli
2. MIRZA sebagai si bisu
3. DIAN sebagai si buta
4. NOVITA sebagai si Lelet dan Pelupa !
Dan hanya Novitalah yang mengerti akan bahasa Mirza.
Mereka sebenarnya masih dalam masa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Suatu hari, NURMI, murid SMA 1 yang akrab dipanggil NUMI berniat mengajarkan 4 orang tersebut tentang PBB. Kalian tahukan PBB?? Pelatihan Baris-Berbaris Tentu saja teman-teman tadi senang akan di ajarkan PBB. Sebelum memulai , Nurmi telah memberitahukan kepada mereka agar besok mereka mengenakan seragam pramuka lengkap.
Mereka sebenarnya masih dalam masa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Suatu hari, NURMI, murid SMA 1 yang akrab dipanggil NUMI berniat mengajarkan 4 orang tersebut tentang PBB. Kalian tahukan PBB?? Pelatihan Baris-Berbaris Tentu saja teman-teman tadi senang akan di ajarkan PBB. Sebelum memulai , Nurmi telah memberitahukan kepada mereka agar besok mereka mengenakan seragam pramuka lengkap.
keesokan harinya.. mereka mulai bersiap-siap, Nurmi
memanggil teman-temanya:
Nurmi : "Bagaimana? sudah siap?"
Novita : “Udah siap dari tadi” (ekspresi datar)
Mirza : ( Bahasa isyarat) “belum, tunggu Dian" (INGAT! MIRZA BISU)
Nadilla : "Ngomong apa sih? dasar bisu!"
Novita : Mirza bilang, “beluum... tunggu Dian” (ekspresi datar)
Nay : “Tuhkan nurmii.. kita udah siap dari tadii... ngga sabar nih mau latihan”
Mirza : (mukul bahu nay) “bukaannn...”
Nay : “Ihh apaan sih mukul-mukul ???”
Novita : “Dian belum datang...”
Mirza : (ngacungin jempol, tanda bahwa perkataan Novita betul)
(Karena Dian belum datang, merekapun menunggu... hingga berjam-jam
dengan posisi yang berbeda2, si Novita malah sudah tertidur)
Novita : “Udah siap dari tadi” (ekspresi datar)
Mirza : ( Bahasa isyarat) “belum, tunggu Dian" (INGAT! MIRZA BISU)
Nadilla : "Ngomong apa sih? dasar bisu!"
Novita : Mirza bilang, “beluum... tunggu Dian” (ekspresi datar)
Nay : “Tuhkan nurmii.. kita udah siap dari tadii... ngga sabar nih mau latihan”
Mirza : (mukul bahu nay) “bukaannn...”
Nay : “Ihh apaan sih mukul-mukul ???”
Novita : “Dian belum datang...”
Mirza : (ngacungin jempol, tanda bahwa perkataan Novita betul)
(Karena Dian belum datang, merekapun menunggu... hingga berjam-jam
dengan posisi yang berbeda2, si Novita malah sudah tertidur)
Nurmi : “okehh... kita
udah nunggu hampir 3 jam !! sebaiknya kita langsung mulai
saja latihannya... ayoo semuanya Bangun ! Bangun !”
Dian : (tak tok tak tok.... suara tongkat dian... yang kemudian menyenggol kaki-
kaki orang lain) “Tungguuu..... aku datang.... sorry.. aku telat berapa menit?”
Semua : “Berapa meniiiiiitttt????? UDAH 3 JAM !!!!!!”
Dian : “Hehe sorry...”
Nurmi : “okeh sudah... sudah... kita langsung saja latihannya.. sekarang semuanya
masuk barisan !”
saja latihannya... ayoo semuanya Bangun ! Bangun !”
Dian : (tak tok tak tok.... suara tongkat dian... yang kemudian menyenggol kaki-
kaki orang lain) “Tungguuu..... aku datang.... sorry.. aku telat berapa menit?”
Semua : “Berapa meniiiiiitttt????? UDAH 3 JAM !!!!!!”
Dian : “Hehe sorry...”
Nurmi : “okeh sudah... sudah... kita langsung saja latihannya.. sekarang semuanya
masuk barisan !”
(Akhirnya mereka pun membuat barisan. Yang memang hanya 1 baris J. Dengan Nay dibaris paling depan, Mirza
kedua, Novita ke3 dan terakhir Dian)
Nurmi : (Melihat Dian
yang memakai baju putih abu-abu, numipun menghampiri
dian) “Loh dian... kamu kok pake baju putih?? Kenapa tidak make baju
pramuka??”
Dian : "Ini sudah pramuka tau, gak salah kok?”
Nurmi : "Ini baju putih abu tau, kamu kok ngeyel sekali?"
Dian : "Oh, gitu yah? tadi ku kira baju pramuka,, maaf! hehe"
Nay : "Nurmi kok malah bercanda dengan dian?”
Nurmi : "Bukan bercanda kok!! dasar,,,, baiklah kita mulai, semuanya siaaap
graaak!!!!”
Nay : (Malah hormat)
Mira : (Menepuk bahu Nay) “Bukan hormat, tapi siap!!”
Nay : "Aduh.. kok siap?? hormat tau ! saya nih paling depan, gak mungkin salah
dengar!”
Nurmi : "Hey..siap !! bukan hormat"
Nay : "Ini sudah hormat !!!"
Nurmi : (Ngomong di kuping Nay) ”Siaaap tau !!!!!!!”
Nay : "Ooooohhh..... siaaaap,, bilang dong daritadi, gimana sih?”
Nurmi : (Menggeleng kepala) “Okey,, ulangi! siap graak! lencang depan, grakkk!!!”
dian) “Loh dian... kamu kok pake baju putih?? Kenapa tidak make baju
pramuka??”
Dian : "Ini sudah pramuka tau, gak salah kok?”
Nurmi : "Ini baju putih abu tau, kamu kok ngeyel sekali?"
Dian : "Oh, gitu yah? tadi ku kira baju pramuka,, maaf! hehe"
Nay : "Nurmi kok malah bercanda dengan dian?”
Nurmi : "Bukan bercanda kok!! dasar,,,, baiklah kita mulai, semuanya siaaap
graaak!!!!”
Nay : (Malah hormat)
Mira : (Menepuk bahu Nay) “Bukan hormat, tapi siap!!”
Nay : "Aduh.. kok siap?? hormat tau ! saya nih paling depan, gak mungkin salah
dengar!”
Nurmi : "Hey..siap !! bukan hormat"
Nay : "Ini sudah hormat !!!"
Nurmi : (Ngomong di kuping Nay) ”Siaaap tau !!!!!!!”
Nay : "Ooooohhh..... siaaaap,, bilang dong daritadi, gimana sih?”
Nurmi : (Menggeleng kepala) “Okey,, ulangi! siap graak! lencang depan, grakkk!!!”
(Dian Lencang depan, namun tongkatnya yang panjang mengenai punggungnya
Novita, sehingga ia jatuh ke depan dan tentu saja mendorong yang lainnya juga
hingga terjatuh)
Semua : “Aduuuuuhh......”
Nay : "Aduuuuhhhh,,,,,, kok malah di dorong sih?”
Mirza : “bukan saya,,, tapi kena tongkat si buta”
Novita : “Bukan Mirza, tapi karna tongkat Dian”
Dian : "Kok pada ribut?? ada yang salah yah??”
Nay : "Eh Dian,, kamu kok malah dorong kita??” (mendekati Dian) “Pasti karena
tongkat sialan ini nih” (membuang tongkat Dian) “Bikin susah aja!”
Dian : "Eh, kok di buang? saya gimana donk?”
Nurmi : "Eh sudah-sudah,,, kita lanjutkan! okey,,, ehm ehm hadap kanan graak!!!”
Nay : (Nay malah balik kanan) “Ehhh.. kalian dengar apa gak sih? balik kanan tau,
bukan hadap kanan?” ( Kemudian dia menghadapkan tubuh mirza menjadi
balik kanan)
Nay : "Aduuuuhhhh,,,,,, kok malah di dorong sih?”
Mirza : “bukan saya,,, tapi kena tongkat si buta”
Novita : “Bukan Mirza, tapi karna tongkat Dian”
Dian : "Kok pada ribut?? ada yang salah yah??”
Nay : "Eh Dian,, kamu kok malah dorong kita??” (mendekati Dian) “Pasti karena
tongkat sialan ini nih” (membuang tongkat Dian) “Bikin susah aja!”
Dian : "Eh, kok di buang? saya gimana donk?”
Nurmi : "Eh sudah-sudah,,, kita lanjutkan! okey,,, ehm ehm hadap kanan graak!!!”
Nay : (Nay malah balik kanan) “Ehhh.. kalian dengar apa gak sih? balik kanan tau,
bukan hadap kanan?” ( Kemudian dia menghadapkan tubuh mirza menjadi
balik kanan)
Mirza : “Bukan
Balik Kanan !!”
Dian : "Eh nay,,, kamu tuh yang salah dengar, hadap kanan bukan balik kanan !"
Nay : "Tuh dengar,, dian aja bilang balik kanan !!"
Dian : "Looohhh??"
Nurmi : "Eh nay,,, hadap kanan ! bukan balik kanan !!”
Nay : "Hah?? apahh??”
Nurmi : "Hadaap kanaaan !!!!!!” ( memblikan tubuh nay )
Nay : "Loh ? kok hadap kanan lagi? tadi katanya balik kanan,,, plin plan skali"
Nurmi : "Yeee,,, kamu tuh yang tuli ! kita lanjutkan, 3 langkah samping kanan
graaak !!!”
Nay : ( Malah ke kiri ) “Heeyyy,,,, kalian nih tuli yah,,, ke kiri bukannya ke kanan"
Mirza : “Ke kanan !!”
Dian : ( Berjalan pelan-pelan, karena tidak ada tongkatnya) “Aduh aduh,,,, sudah 3
langkah yah?”
Dian : "Eh nay,,, kamu tuh yang salah dengar, hadap kanan bukan balik kanan !"
Nay : "Tuh dengar,, dian aja bilang balik kanan !!"
Dian : "Looohhh??"
Nurmi : "Eh nay,,, hadap kanan ! bukan balik kanan !!”
Nay : "Hah?? apahh??”
Nurmi : "Hadaap kanaaan !!!!!!” ( memblikan tubuh nay )
Nay : "Loh ? kok hadap kanan lagi? tadi katanya balik kanan,,, plin plan skali"
Nurmi : "Yeee,,, kamu tuh yang tuli ! kita lanjutkan, 3 langkah samping kanan
graaak !!!”
Nay : ( Malah ke kiri ) “Heeyyy,,,, kalian nih tuli yah,,, ke kiri bukannya ke kanan"
Mirza : “Ke kanan !!”
Dian : ( Berjalan pelan-pelan, karena tidak ada tongkatnya) “Aduh aduh,,,, sudah 3
langkah yah?”
Nay : "Woyyyy,,,
ke sini !!”
Mirza : “Kamu yang kesini !!!!”
Nurmi : "Aduuuhhh,,,,, Nay, kamu nih susah sekali sih di atur,,, ke kanan Nay!!!”
Nay : "Huh??? dasar semuanya, kok malah nyalahin saya? padahal saya kan sudah
benar!!”
Nurmi : "Benar apanya? Baiklah teman-teman, dengarkan saya,, hadap kiri grak!!!"
Mirza : “Kamu yang kesini !!!!”
Nurmi : "Aduuuhhh,,,,, Nay, kamu nih susah sekali sih di atur,,, ke kanan Nay!!!”
Nay : "Huh??? dasar semuanya, kok malah nyalahin saya? padahal saya kan sudah
benar!!”
Nurmi : "Benar apanya? Baiklah teman-teman, dengarkan saya,, hadap kiri grak!!!"
(Kali Ini Semuanya Mengikuti Komando, Tidak ada yang salah)
Nay : (Melihat ke
belakang) “Nah? Gitu donk ! Dari tadi kalian salah mulu, gak
denger ya?"
denger ya?"
Dian :
"Salah? perasaan dari tadi kamu yang di atur? "
Nay : "Apaaaa??? kamu bilang saya cantik? terima kasih, dari dulu kali, kamunya
aja yang gak liat. Oh iya lupa saya, kamu kan buta!”
Dian : "Loh?? aku gk bilang gitu kok”
Nay : "Apaaaa??? kamu bilang saya cantik? terima kasih, dari dulu kali, kamunya
aja yang gak liat. Oh iya lupa saya, kamu kan buta!”
Dian : "Loh?? aku gk bilang gitu kok”
Nay : "Haha..
iya ya, emang Mirza nih jelek!"
Mirza : “haaahhhh???”
Dian : “Lho? kok tambah gk nyambung?”
Mirza : “haaahhhh???”
Dian : “Lho? kok tambah gk nyambung?”
Nay : "Ahh,
udaaah, aku gk punya uang kecil, Diaaaannn!”
Nurmi : “Kamu inih, sudah tuli, narsis lagi”
Nay : "Makasih Numii J”
Nurmi : "Ah capek deh”
Nurmi : “Kamu inih, sudah tuli, narsis lagi”
Nay : "Makasih Numii J”
Nurmi : "Ah capek deh”
Dian :
"Numi, udah gak usah di dengerin , kita lanjut aja”
Nurmi : "Males, sekarang semuanya boleh istirahat dulu,"
Nurmi : "Males, sekarang semuanya boleh istirahat dulu,"
(Semuanyapun duduk untuk istirahat, Kecuali Nay yang justru dalam posisi
Istirahat di tempat)
Mirza :
(Menarik tangan Nay) "bukan, kita
boleh istirahat, ayo duduk"
Nay : (Melihat ke belakang) "Kalian nih kok malah duduk? dasar pemalas!”
Nay : (Melihat ke belakang) "Kalian nih kok malah duduk? dasar pemalas!”
Dian :
"Aduuh, Nay, emang kamu lagi ngapain sih ? kita boleh istirahat tau"
Nay : "Istirahat di tempat diaaann!! Kamu gak denger yaa??"
Nurmi : "Haduuuh kalian ini Ribuuut saja ! Udah, semuanya sekarang berdiri ! Balik
kanan bubar jalan. saya mau istirahat dulu”
Nay : "Istirahat di tempat diaaann!! Kamu gak denger yaa??"
Nurmi : "Haduuuh kalian ini Ribuuut saja ! Udah, semuanya sekarang berdiri ! Balik
kanan bubar jalan. saya mau istirahat dulu”
(Merekapun bubar)
Dian :
"Mir, kita duduk di sini saja dulu?”
Mirza : (Mengangguk)
(Akhirnya Dian, Mirza dan Novita duduk, namun ketika mereka sedang duduk, tiba-tiba Nay mendorong Mirza)
Mirza : (Mengangguk)
(Akhirnya Dian, Mirza dan Novita duduk, namun ketika mereka sedang duduk, tiba-tiba Nay mendorong Mirza)
Nay : "Kamu
jelek-jelekin saya kan barusan?”
Mirza : (Menggeleng) “engga... engga....”
Dian : "Wooyyy, dia gak ngomongin apa-apa kok?”
Mirza : (Berdiri & mendorong Nay)
Mirza : (Menggeleng) “engga... engga....”
Dian : "Wooyyy, dia gak ngomongin apa-apa kok?”
Mirza : (Berdiri & mendorong Nay)
(Nay dan Mirzapun Berantem)
Dian : (Berusaha
membela Mirza dengan membantu Mirza memukuli Nay, namun
ternyata yang dipukuli Dian adalah Mirza)
ternyata yang dipukuli Dian adalah Mirza)
Nay : "Iya Dian,
pukul aja Mirza”
Dian : "Loh?? yang saya pukul Mirza yah? maksudnya saya tadi mau mukul kamu
Nay ! mana km, hah???”
Nay : (menghindar) “Eh gk kena, gk kena.. weee”
Dian : "Loh?? yang saya pukul Mirza yah? maksudnya saya tadi mau mukul kamu
Nay ! mana km, hah???”
Nay : (menghindar) “Eh gk kena, gk kena.. weee”
(Tiba-tiba, Nurmi pun datang kembali)
Nurmi : "Ya ampuuun... ada apa ini??"
Dian : (Menunjuk) "Nih, nay yg mulai duluan” (tapi malah menunjuk Mirza)
MIra :
(Mengarahkan tangan Dian ke Nay)
Nay : "Tadi Mirza ngomongin saya, Numii"
Dian : "Gak kok, padahal tadi kita gk ngomong apa-apa... iya kan Mir?" (tubuhnya
malah mengarah ke Nay)
Mirza : (Mengarahkan dian dengan benar dan mengangguk) “Iyaa Benar !!”
Nurmi : "Astaga, naayyyy,, km nih, cari ribut aja!”
Dian : "Ayo mir, kita pergi aja” (menggandeng Mirza)
Nay : "Tadi Mirza ngomongin saya, Numii"
Dian : "Gak kok, padahal tadi kita gk ngomong apa-apa... iya kan Mir?" (tubuhnya
malah mengarah ke Nay)
Mirza : (Mengarahkan dian dengan benar dan mengangguk) “Iyaa Benar !!”
Nurmi : "Astaga, naayyyy,, km nih, cari ribut aja!”
Dian : "Ayo mir, kita pergi aja” (menggandeng Mirza)
Mirza :
“Iyaa Ayuu”
(Mereka bertigapun meninggalkan Nay sendirian)
(Mereka bertigapun meninggalkan Nay sendirian)
Nay : “Loh? kok
malah pergi semua? Dasar, huh? Masa saya tadi di salahin!
Padahal saya kan benar. Udah yang satunya bisu, dia tuli lagi...
Mana yang satunya lagi dah buta juga tuli lagi. Berarti saya aja yang benar!
Padahal saya kan benar. Udah yang satunya bisu, dia tuli lagi...
Mana yang satunya lagi dah buta juga tuli lagi. Berarti saya aja yang benar!
Ngomong-ngomong ngapain yach saya sendiri disini, pergi juga ahh”
Karena
merasa capek dan Lapar, akhirnya Dian, Mirza dan Novita Singgah untuk Makan di
Rumah Makan yang cukup terkenal..
Dian : “Mbak.. Mbak... kami mau makan
mbaakk...” (sambil tangannya melambai-
lambai)
Muthi’ah : “Iyaa mba... selamat siang? Ada yang
bisa kami bantu?? Mba mau makan disini atau dibawa pulang? Atau setengah
disini, setengah dibungkus?? Atau bagaimana??”
Dian : “Kita mau makan disini aja
mbak”
Muthi’ah : “Oh oke, baiklah.. silahkan dipilih
terlebih dahulu makanannya...” (menyerahkan menu)
Dian : “okehh mbaa...” (berpura-pura
melihat menu di buku menu, namun sayang, buku menunya terbalik)
Muthi’ah : “Loh mbak maaf, itu buku menunya
terbalik”
Dian : “ohehe... terbalik ya mba??”
(membalik menu)
Mirza : “aahh... lama kamu dian ! sini
biar saya aja yang pesen..
mbak... kami pesan.. mie gorengnya 3.. yang satu pake kuah agak banyak, yang satu sedang dan yang satu jangan ada airnya sama sekali.
yang pake kuah banyak jangan pake sayur tapi dikasih wortel, seledri, timun, tomat. Yang kuahnya sedeng jangan pake dagingnya banyak2 cukup ¼ kg aja.. soalnya saya lagi diet mbak. Terus yang ga pake kuah jangan dikasih cabai... @#$%%^&*(!@#$%^&*()>>>>.........”
mbak... kami pesan.. mie gorengnya 3.. yang satu pake kuah agak banyak, yang satu sedang dan yang satu jangan ada airnya sama sekali.
yang pake kuah banyak jangan pake sayur tapi dikasih wortel, seledri, timun, tomat. Yang kuahnya sedeng jangan pake dagingnya banyak2 cukup ¼ kg aja.. soalnya saya lagi diet mbak. Terus yang ga pake kuah jangan dikasih cabai... @#$%%^&*(!@#$%^&*()>>>>.........”
Dian : (melongo) “Stooooppppp... !!!!!
Mirza ! kamu itu gabisa ngomong !”
Mirza : “oh iya saya lupa !” (menepuk
jidat)
Muthi’ah : “Ini jadinya apa toh mbak???”
Novita : “udah sini saya aja yang milih”
(15 menit
kemudian)
Muthi’ah : “gimana mbak?? Udah dapet apa yang
mau dipesan???”
Novita : “Kita pesen bakso 3 mangkok sama
minumnya Es teh ya mbak.”
Muthi’ah : “okehh.. bakso 3 mangkok dan es teh 3”
(mencatat)
“baksonya mau yang bakso daging atau bakso urat?”
“baksonya mau yang bakso daging atau bakso urat?”
Dian : “Bakso daging aja mbak”
(melihat bukan ke arah pelayan)
Mirza : “Dian.. pelayannya disini”
Muthi’ah : “Dagingnya daging sapi? Kambing? Atau
ayam??”
Dian : “daging sapi aja”
Muthi’ah : “daging sapinya mau yang import atau
dalam negeri??”
Dian : “terserah deh mbak” (agak
kesal)
Muthi’ah : “Loh maaf mbak disini kami tidak
menyediakan daging terserah”
Dian : (greget) “yaudah kami pesan
minum Es teh saja 3 gelas !!”
Muthi’ah : “okeh es tehnya 3 Gelas, mau teh
hitam atau teh hijau? Atau teh putih?”
Dian : (kesal akut) “heeuuu,,,
mbaaaakkk !!! kita pesen es teh manis yang warnanya Pink... tapi yang anget.
Tehnya yang import. Ingat mbak kita maunya pucuk teh ! jangan sembarang teh.
Terus dikasih es batu yang bentuknya bulet sempurna dan ga bisa meleleh....”
Novita : “sudahh... sudah... mbak kita
pesan air putih saja 3 gelas”
Dian : “hah?? Kita jauh-jauh kesini
Cuma buat beli air putih??? Mbak aku tetep pesen baksonya !”
Muthi’ah : (mau bicara...)
Dian : “eh pelayan kepo ! awas luh
nanya-nanya lagii... Gueee bakal lindes lu pake ini tongkat..” (sambil nunjuk2
ke pelayan)
Mirza : “Diaaannnn pelayannya udah pergiii”
Novita : “Mirza bilang pelayannya udah
pergi” -_-
Mirza : “Diaan diann... pelayan yang tadi make bajunya pertamina. Jangan2 kita
salah masuk rumah makan lagi, jangan2 nanti kita disuguhin bensin lagii”
(sambil menarik2 baju dian)
Dian : “apaan sih Mirzaa???”
Novita : “Mirza bilang *Diaan diann...
pelayan yang tadi make bajunya pertamina. Jangan2 kita salah masuk rumah makan
lagi, jangan2 nanti kita disuguhin bensin lagii*”
Muthi’ah : (membawakan makanan) “ini silahkan
dimakan makanannya da diminum minumannya”
Dian : “mba mba.. kata temen saya,
mba make baju pertamina ya?? Mba disini warung makan atau warung bensin sih?
Kok mbak pakaiannya kaya gitu?? Jangan2 kita mau diracunin ya mbaa??”
Muthi’ah : “kepo banget sih mba nanya2 kaya
gitu?? Yang jelas ini warung makan mbaakkk. Udah dimakan aja makanannya”
Dian : “loh?? Daritadi siapa yang
kepooo?? Kok aku disalahin??” (geleng-geleng kepala, dan mulai mau memakan
baksonya.. dian mengambil saos dan menuangkannya kedalam mangkoknya.. tanpa ia
sadarii dian menungkan saosnya begitu lama, sehingga hampir seluruh bakso dan
mangkoknya tertutup saos”
Mirza : “diaaaannnn !!! saosnya kebanyakan !” (sambil mengambil botol
saosnya)
Dian : “Ihh kenapa siih???”
Novita : “kata Mirza saosnya kebanyakan”
Dian : “Oh kebanyakan yaaa?? hehe”
Novita : (Meminum air putih yang
dipesannya) “loh kok rasanya kaya gini?? Kok ga ada rasanya???”
Dian : “kan tadi kamu sendiri yang
pesan air putih” (kesal)
Novita : “emang tadi aku pesen air putih
ya??”
Dian : “ya ampuuun novitaaaaaa.....
ibu kamu ngidam apasih sampe2 punya anak kaya kamu???”
Novita : “jadiii semuanya terjadi karena
berawal darii......”
Novitapun
meceritakan masa lalunya.
Dan
beginilah visualisasi dari apa yang diceritakan Novita
PLESBEK
Kriiiingg.... kring..... (suara telepon berbunyi)
Dini
(pembantu : (memakan jeans, kaos
oblong, dandanan menor dengan membawa lap dan kemonceng) “halooo...?? dengan
siapa ya?”
Nurul
(penculik) : “haloo?? Ini dengan
saya penculik”
Dini : “Oh penculik?? Nyari siapa ya
bapak penculik??”
Nurul : “aku Ibu bukan bapak !”
Dini : “Oh ibu penculik?? Iya nyari
siapa bu?”
Nurul : “saya Cuma mau bilang kalo saya
mau nyulik anak majikan anda”
Dini : “oh gituu.. yaudah nanti saya
sampaikan ke majikan saya kalo ibu penculik mau nyulik anaknya...”
“HAH????? PENCUUUULIIIIIIKKKK??!!!!!!!??????”
(Pingsan)
gabrrruuuuukkkkk
“HAH????? PENCUUUULIIIIIIKKKK??!!!!!!!??????”
(Pingsan)
gabrrruuuuukkkkk
Bibah : (sedang didapur, sedang
memasak, tiba2 mendengar suara keras dan lagsung ke ruang tamu)
“lohh bibi??? Bibi kenapa????”
“lohh bibi??? Bibi kenapa????”
Kriiinggg.... (teleponpun berbunyi kembali)
Bibah : “Halooo??”
Nurul : “Gimana sih?? Kok tadi
ditutup?? Sayakan belum selesai ngomong???”
Bibah : “maaf siapa ya ini??”
Nurul : “saya penculik buuu”
Bibah : “hah??? Penculiiik??? Kamu mau
ngapain hah??”
Nurul : “ya mau nyulik lah buuu...
sayakan penculik !
udah, pokoknya gini. Sekarang anak ibu sedang saya sandera. Kalo ibu masih sayang sama anak ibu, ibu harus menebusnya. Sekarang juga!!! Kao ibu tidak menebusnya, saya ngga jamin anak ibu akan selamat”
udah, pokoknya gini. Sekarang anak ibu sedang saya sandera. Kalo ibu masih sayang sama anak ibu, ibu harus menebusnya. Sekarang juga!!! Kao ibu tidak menebusnya, saya ngga jamin anak ibu akan selamat”
Bibah : “HAAAAHHH??? Tolong jangan
apa-apakan dia.. saya akan menebusnya.. katakan saja berapa yang kamu mau..
kamu mau mobil?? Motor?? Rumah?? Atau apa???”
Nurul : “kalo saya sihh ga usah muluk2
buu... saya Cuma minta tolong isiin pulsa ke nomer saya aja yang 5 ribu... huhu
soalnya udah 3x puasa 3x leberan saya belum menghubungi suami saya dikampung..
huhu”
Bibah : “hah??? Yang bener saja kamuu
!!! masa anak saya Cuma dihargain 5 ribuu??? Emang kamu anggep anak saya itu
apaa??? Ngga berharga banget siihh.. yang lebih banyak dikit napa??”
Nurul : “bu, kalo pulsa yang 5 ribu itu
harganya 6500... bukan 5000...”
Bibah : “ya ngga jauh beda ! pokoknya
saya mau uang tebusannya berjuta-juta!!”
Nurul : “udahlah ngga usahh buu.. saya
ini penculik yang baik. Jadi cukup isiin pulsa saya yg 5rb aja”
Bibah : “saya ngga rela !!!”
Nurul : “yaudah kalo gitu kita ketemuan
aja sekarang”
Bibah : “yaudah”
Nurul : “yaudah”
Bibah : “yaudah matiin engga telponnya”
Nurul : “yaudah iyaa”
Klik
Akhirnya
Nurul dan Bibah bertemu di tempat yang telah disepakati
Bibah : “hey kamu penculiknya ya??”
Nurul : “Kalo iya kenapa???”
Bibah : “yaa kalo iya saya mau anak
saya kembali dan ini ! saya udah bawain uang 1 tas buat kamu. Tapi kamu harus
ngembaliin anak saya!”
Nurul : “kalo uangnya 1 tas saya ngga
mau. Saya maunya pulsa 5 Ribu !!! titik”
Bibah : (geleng-geleng kepala) “kamu
ini keras kepala sekali... yaudah ini uangnya 5 Ribuuu !!!!” (sambil
menyerahkan uang 5 ribuan) “siniin anak saya !”
Nurul : “hehe... ini anak ibu”
(menyerahkan Lady yang kepalanya tertutup oleh karung)
Bibah : (bibah dan ladypun pergi)
Nurul : “heeyyy... ibuuuu tunggguuuuu...
saya lupa harga pulsanya 6500 bukan 5 ribu, kurang 1500 ibuuuu....”
Bibah : “ya ampuuuunn..... yaudah ini
kurangannya”
(membuka penutup kepala Lady)
“lohh?? Anakku kok cantik banget???? Anaku ngga secantik ini!! Atau jangan2 selama kau pergi kamu udah banyak berubah ya nak???”
(sambil mengelu-elus kepala Lady)
(membuka penutup kepala Lady)
“lohh?? Anakku kok cantik banget???? Anaku ngga secantik ini!! Atau jangan2 selama kau pergi kamu udah banyak berubah ya nak???”
(sambil mengelu-elus kepala Lady)
Lady : (hanya tersenyum)
(Sepanjang
perjalanan pulang Lady dan Bibah Ngobrol2)
Sampailah di
rumah.....
Bibah : “Assalamu’alaikum”
Fifit : (berkumis tapi cantik)
“wa’alaikumsalam”
Bibah : (salaman)
Fifit : “loh mah?? Kamu bawa
siapa???”
Bibah : “ini loh pah anak kita yang
baru aja diculik”
Fifit : “Hah??? Yang bener aja
maah??”
Bibah : “ya bener lah pah.. masa aku
bohong??”
Fifit : “maksudnya yang bener saja...
kitakan belum punya anak!!”
Bibah : “hah???? Serius pah kita belum
punya anakk????”
Fifit : (gebruk meja) “DEMI TUHAN mah
kita belum punya anak!!”
Bibah : “Lalu ini anak siapa??????”
Fifit : “Terus??? Ini anak siapa????”
10 Jam
kemudian..... BEK TU KAFE
Mirza : (tertidur)
Novita : “nahh gituuu ceritanya.....” -_-
Dian : “loohhh??? Kalo Kalo ibu itu
tidak punya anak, itu anaknya siapa?? Terus apa hubungannya dengan kamu??”
Novita : “oh iyaa yah??? Apahubungannya
dengan akuu?? Aku lupaa -_- akukan pelupa”
Dian : Gubraaaakkkkk
Novita : “hehe” (INI PERTAMAKALINYA NOVITA
KETAWA!!!!!)
“eh liat itu, ada nadzilla” -_- (kembali datar lagi)
“eh liat itu, ada nadzilla” -_- (kembali datar lagi)
Dian : “Nayy.. Nay.. sini nay...
Mirzaa... Mirzaaa bangun coba
Nay kamu darimana aja????”
Mirzaa... Mirzaaa bangun coba
Nay kamu darimana aja????”
Semua : Dia terjatuh dan tak bisa bangkin
lagiii *nyanyi*
Dian : “Kenapa baju kamu baju kamu
basaaahhh????”
Semua : “Dia tenggelam... dalam lautan
luka dalaaam.....” *nyanyi*
Dian : “
Semua : “Dia tersesat dan tak tau arah jalan
pulang”
Nay : “Aku tanpa kaliaan butiran
debuuu”
(pelukan
semua)
-SEKIAN-
15 Juni 2013 pukul 11.50
Assalamu'alaikum, blogwalking, baca-baca n salam kenal ^_^
blognya sudah saya follow, follow balik ya ke www.andyonline.net
jangan lupa buat kamu yang suka corat-coret di Blog, yuk gabung di BLOOFERS GROUP (Blog Of Friendship)