Dalam
memperingati Hari Kartini, sekolah kami mengadakan berbagai macam lomba, yang
diantaranya Nang-Nok Sneker
(modifikasi dari kartini-kartono), membaca
puisi dan menggambar kartini.
Bagi siswa perempuan, diwajibkan untuk mengenakan kebaya lengkap dan bagi siswa
laki-laki diwajibkan mengenakan baju batik. Peringatan ini dilaksanakan pada
tanggal 24 April –nya. Tanggal 21Aprilnya justru digunakan untuk audisi
perpisahan kelas XII.
Sedikit Tentang Audisi
Audisinya
diadain di tengah lapangan, mungkin dengan fikiran seandainya mereka tidak
terpilih untuk tampil di Perpisahan kelas XII, merekapun sudah tampil di depan
teman-temannya. Banyak banget yang ikut audisinya dari mulai nyanyi solo,
ngeband, dance, tari tradisional, sampai ensambel musik.
Prosentas
penampilannya yaitu, 60% dari kelas XII dan 40% dari kelas X dan XI. Jadi yaa
audisinya begiru ketat untuk kelas X dan XII.
Menurut
aku mah penampilan-penampilan mereka bagus-bagus semua. Secara aku ngga punya
nyali dan keahlian seperti mereka.
Aku
sendiri selama pelaksanaan audisi kebanyakan di dalam kelas, tiduran, mainan,
dan lainnya. Males aja gitu nonton di bawah teriknya matahari. Silau. Buat
pantat gosong.
Perjuangan Mendapatkan Baju Kebaya
Ketika
diberitahukan oleh OSIS untuk memakai kebaya, langsung 2 pertanyaan yang ada
dipikiranku ‘darimana aku mendapatkannya??’ dan ‘ngapain aja nanti??’
Waktu
perpisahan SMP yang juga disuruh make kebaya, walah nyari kesana kemari, survey
di berbagai macam salon. Dan hasilnya. ‘tidak ada yang istimewa’. Nothing special.
Sekarang
berfikirnya, ngapain ribet-ribet nyari? Toh seandainya aku ngga pake kebaya ke
sekolah juga ngga akan diusir kan dari sekolah? Kalaupun diusir yahh bebas deh
dari hari itu. Ya ngga??
Pertanyaan
pertama terjawab sudah. Yah benar saja, aku hanya bercerita dengan orang-orang
sekelilingku saja sudah ada respn dari mereka. Dari mulai yang menawarkan baju
kebayanya sampai di yang make up-in nya. Wow satu kali dayuh, dua tiga pulau
terlalui. Jelas langsung aku terima tawarannya. Udah gitu gratis ngga usah
bayar. Rejeki emang kali ya.
Namun,
karena saking banyaknya yang menawariku, aku bingung. Baju-baju kebaya itu
harus melewati babak eliminasi terlebih dahulu. Dan akhirnya aku memilih satu
set kebaya, atasan berwarna cokelat, bawahan coklat keemasan dan kerudung
double hitam dan cream keputihan *awalnya*
And
now, the second question. Kita ngapain aja sih selama perayaannya?? Kalo
tidur-tiduran di dalam kelas ngga mungkinkan? Udah make make up, make kabaya
pula. Duduk di tengah lapangan gitu?? Mungkin bagi yang mengikuti lomba agak
disibukan dengan lombnya. Sementara yang engga gimana coba?? Nganggur??
(terutama cewe nih) duduk manis di dalam kelas sambil ngaca terus ‘make up gue
bener nggaa??’
Sesuatu
bangetlah kalo gitu.
Pertanyaan
ini mungkin akan terjawab setelah pelaksanaan.
Chating Dengan Ade Laelissiyamah
Diantara
teman-teman aku, yang paling ribet
menghadapi hari ‘H’ nya adalah ade. Hamper tiap malem dia sms nanyain soal
kebaya, dandanannya, ininya, itunya, sampe gimana dateng kesekolahnya. Ya
maklum lah ya, mungkin sangat berarti banget untuk dia.
Tapi
dengan obrolah itu, kita banyak saling curhat. Terutama masalah kegalauan dan
asmara. Sampe tau ngga sih? Waktu malam minggu (21-4-12) aku tidurnya jam
setengah 4 pagi dan bangun yang setengah 6!!. Dan gara-gara itu juga pulsa ade
sampai habis. Whahahaa :D
Perwakilan Lomba
Dari
kelas aku, inilah data perwakilannya :
1.
Nang-nok Sneker : Anwar Nurmawan-Ismatul Maula
(23-4-12)
2.
Puisi : Nur Habibah
(21-4-12)
3.
Menggambar : Diragukan (23-4-12)
Pada
awalnya aku ingin mengikuti lomba meggambar ini namun Mirza juga ingin
mengikutinya. Jadi karena akunya juga ngga enakan sama Mirza, aku biarin dia
yang ikut. Tapi ketika 3 hari sebelum pelaksanaan, Mirza bilang ke aku kalau
yang ikut lomba menggambar aku aja, soalnya Bibah ngundurin diri dari Puisinya.
Dan dia ingin menggantikan Bibah. Jelas aku terima aja tawarannya. Akunya juga
pengen sih.
Besoknya
diumumin kalau lomba puisi diadakan hari itu, Mirza yang ngga punya persiapan
apa-apa dadakan membuat puisi. Dan dia juga bilang kalau dia belum siap. Bibah
yang sebelumnya memang sudah membuat puisinya, memutuskan untuk maju saja,
karena *sepertinya* Mirza juga ingin seperti itu.
Sekarang,
Mirza ngga ikut lomba apa-apa. Akunya juga taulah dia pengen banget
berpartisipasi dalam kegiatan itu. Jadi aku kembaliin lagi deh kepercayaan
kelas untuk memilih dia sebagai wakil lomba menggambar. Tapi dia bilang kalau
dia juga ngga siap *aku ngga tau deh ini beneran ngga. Soalnya bagiku dia itu
professional penggambar*. Akhirnya aku bilang aja, ‘kita sama-sama berusaha
aja’
Akupun
berusaha untuk belajar menggambar Kartini dan membuatnya semirip mungkin dengan
aslinya, without pict.
Kabar
baru dateng lagi, kalau menggambarnya itu ngga boleh make spidol dan krayon
harus menggunakan pensil warna. Ya ampuuunn… padahal dua senjata itu yang aku
andalkan. Tapi ya sudahlah, itu sudah menjadi kesepakatan panitia.
Aku
yang ngga punya pensil warna, nyari kesana-kemari. Minjem pensil warnanya. Dan
akhirnya dapet juga deh dari Rahadian Dinur Rahman dan Ade Laelissiyamah.
Hari Pelaksanaan
Malam
hari sebelum pelaksanaanya, aku persiapin segala sesuatunya untuk besok. Dan
tidur tepat jam setengah satu malam. Karena aku yang ngga biasa tidur larut
malam ditambah hari sebelumnya aku hanya tidur 2 jam saja, aku agak sedikit
pusing dan pada hari ‘H’nya aku bangun kesiangan. Jam 6 kurang. Akupun langsung
siap-siap dan langsung menuju rumah saudaraku yang baik hati menawarkanku make
up gratis.
Sampai
disana, sudah ada kakak kelas yang dateng terlebih dahulu dan terlihat sedang
di make over. Akupun harus menunggu *lagi*. Tik tok tik tok. Baru jam 7 kurang
giliranku untuk di make over. Aku yang baru mulai di make over mendapat sms
dari sahabatku, Istiqomah. Dia bilang kalau dia udah ada di sekolah dan
ternyata disana masih sepi, dia nanya balik ke aku kapan berangkat? Ya aku
jawab aja masih lama. Yongan akunya aja baru mau di make over.
Selesai
make over sekitar jam 7 lebih, aku berganti pakaian dan tinggal megenakan
kerudung. Ketika sudah selesai, aku kurang suka dengan model kerudungnya yang
menurutku terlalu ketat. Sehingga aku meminta untuk hanya memakai satu kerudung
saja dan memasukannya ke dalam baju. Tapi ternyata hasilnya lebih parah, karena
pada bagian punggungku ada semacam gundukan dari kerudung itu. Akhirnya kita
mencari-cari model yang yang cocok. Kebanyakan aku ngga suka modelnya. Setelah
melihat jam, ternyata sudah jam 8 kurang 15 menit, ya ampuuun bisa terlambat
dong aku mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan pada pukul 8 kalau masih
lama mencari model-model kerudung yang akan aku pakai. Akhirnya aku memutuskan
mengenakannya seperti biasa saja. Tidak di beri motif khusus.
Akupun
berangkat menuju sekolah diantar oleh Bibi Deni Widyaningsih dengan menggunakan
motor. Selama diperjalanan, begitu sepi. Tidak ada teman yang senasib denganku.
Yahh.. terlambat dong, fikirku. Tepat di jalan sebelum sekolah, aku berpapasan
dengan 3 orang teman sekelasku. Ruwi, Indah Firda Zhulfiah dan Dwi Nurdian
Nirmala. Selamat!! Ada temennya. Benar saja, kami dateng kesekolah dengan
terlambat. Upacaranya sudah dimulai. Ketika kami dateng, saat itu sedang
pengibaran bendera. Dian yang sebelumnya telah ditugaskan sebagai Pengatur
Upacara buru-buru ingin memasuki lapangan. Aku dan kedua temanku tidak mau
karena aku fikir, mau baris dimana?? Nyeruntul-nyeruntul di antara
komponen-komponen yang sedang hormat pada bendera gitu? Terus disaat oubade
menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami harus bilang ‘permisi.. permis… kami mau
lewat. Kartini kesiangan mau lewat’ gitu???
Dari
kejauhan terlihat Mas Kop yang sedaaangg…. (ngga tau deh saat itu sedang apa).
Dia berada di depan kantin ceria. Akhirnya kita menghampirinya dan menanyakan
bagaimana barisnya? Iapun menjawab ‘udah tunggu sini aja’.
Selamat..selamat
ngga ikut upacara. Tapi ya ngga ada kesan upacara hari kartininya. Coba aja
saat itu aku ngga kebingungan mencari model karudung pastinya belum terlambat.
Tapi nasi telah menjadi bubur.. semuanya telah terjadi, namun buburnya juga
masih bisa dimanfaatkan.
Kami
berempat akhirnya stay in Kantin
Ceria. Dan ngobrol ngalor ngidul dengan Ibu Kantin yang Super Gaul. Ternyata
dia juga membuka salon di rumahnya. Jadilah penampilan kami dikomen oleh Ibu
Kantin dan Ia aga sedikit merubahnya, begitupun dengan kerudungku, ia memberi
sedikit motiv. Mungkin bila tidak terlambat aku tidak akan mengetahuinya dan
mendapatkan salon dadakan.
Upacara
pun selesai..
Dan
mulailah kegiatan-kegiatannya. Benar saja, kita hanya nganggur di dalam kelas.
Ditambah kursi-kursi di dalam kelas disuruh dikeluarin. Huaaahhh.. terpaksa deh
harus ke luar kelas. Akhirnya, Mirza Noorfathya Khairunnisa –lah yang menjadi
wakil kelas kami. Good luck Mir, semoga keberuntungan di pihak kamu!!
Begitu
terasa waktu silih berganti (kerasanya lamaaaa banget) akhirnya jam 12 siang,
dengan berakhirnya kegiatan, kamipun boleh pulang. Tapi sebelumnya aku ganti
baju terlebih dahulu. Malu lah masa naik angkutan umum dengan masih mengenakan
kebaya lengkap dan masih make make up..
Hari
itu ditutup dengan shopping kecil-kecilan di pasar Karangampel bersama Mirza :D
6 Mei 2012 pukul 11.25
bagus muth. suka suka:)
Apalagi ada nama saya, HAHA.